Navigation Menu

featured Slider

Jalur Ekstrim Kediri - Pacitan

Pengalaman luar biasa ini bermula dari keinginan roommate gw yang mau liburan ke pantai saat weekend datang.

Aktivitas selama kursus di kampung inggris cukup monoton, pagi sampe siang masuk kelas dan malam mengerjakan tugas atau hapalan begitu seterusnya setiap hari. 

Saat weekend tiba banyak dari kami yang merencanakan liburan singkat dengan tujuan ke daerah-daerah terdekat seperti Bromo, Ijen, Pacitan ataupun Bali.

Karna roommate gw ini maunya liburan ke pantai jadi gw ajak dia ke pacitan. Lokasi masih sekitar Jawa Timur dan pantainya masih bagus dan bersih. Untuk budget yang di perlukan pun tidak semahal ke Bali.

Hal pertama yang kita lakukan adalah cari tempat-tempat wisata yang akan kita kunjungi, penginapan yang dekat dengan tempat wisata, kendaraan yang akan kita gunakan. 

Saat itu kami sewa motor dengan harga Rp.60.000 untuk 24 jam pemakaian, kami sewa di tempat penyewaan sekitar tempat kursus untuk 2 hari.

Kami bangun sekitar pukul 04.30 pagi, sholat subuh kemudian 05.30 persiapan berangkat menuju Pacitan. 


Sepanjang perjalanan kami hanya mengandalkan Google maps, karna memang tidak ada yang tahu jalan. Jika di cek di maps perjalanan dari Pare Kediri menuju Pacitan sekitar 5 jam. 

Sekitar jam 08.00 pagi kami beristirahat sejenak untuk sarapan. Cuaca di sepanjang jalan cukup dingin bikin tangan membeku, kami pun mencari minuman yang bisa menghangatkan badan.

Setelah sarapan dan beristirahat perjalanan di lanjutkan. Makin lama rute yang kami lewati semakin ekstrim, hampir seluruhnya merupakan tanjakan curam dan belokan tajam. Motor yang kami naiki hanya berkecepatan 20km/ jam dan tidak bisa menambah kecepatan lagi, sampai pada titik dimana kami yakin bahwa motor itu tidak bisa nanjak lagi sedangkan di depan kami tanjakan semakin curam.

Pada saat ini kami baru tersadar ternyata tas yang kami bawa tertinggal di tempat kami beristirahat. Kami pun memutuskan untuk kembali ketempat kami beristirahat sambil memikirkan kembali harus melanjutkan perjalanan atau tidak dan berharap tas kami masih ada. 

Perjalanan kembali kurang lebih 1 jam, alhamdulilah tas itu masih ada di tempat semula pada saat kami tinggalkan. 

Setelah itu kami isi bensin dan mencoba bertanya apakah ada rute lain untuk menuju Pacitan. Setelah bertanya kepada bapak penjual bensin ternyata ada 3 rute untuk menuju Pacitan dari Kediri. Jalur pertama via Kampak merupakan jalur terekstrim, jalur ini adalah jalur yang kami lewati sebelumnya. Kedua via Dongko ini merupakan jalur yang kami pilih. Rutenya naik turun dan berkelok tapi tidak semenyeramkan sebelumnya. Jalur ketiga via Ponorogo jalur ternyaman tapi cukup jauh. 

Setelah melewati jalur perbukitan yang naik turun dan berkelok akhirnya kami tiba di Kota pacitan. Perjalanan yang semula kami perkirakan hanya 5 jam ternyata 7 jam 45 menit. Kami sempat berhenti beberapa kali sebelum akhirnya tiba di penginapan yang kami booking. 

Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan tapi terbayar dengan keindahan alam yang di suguhkan kota Pacitan. Cerita menarik tentang destinasi wisata di Pacitan akan gw lanjutkan di chapter berikutnya.

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak di paotingan 😊🙏🏼



New Delhi New Experiance



MaMas Explore The World 

Hari pertama di New Delhi gw menginap di hostel Peridot yang cukup dekat dengan bandara. Hostel yang nyaman untuk sekedar melepas lelah selama penerbangan. Harganyapun murah sekitar Rp.180.000/malam untuk 2 orang. Review hostelnya menyusul ya dipostingan berbeda. Sampai di hostel gw langsung bersih-bersih dan tidur karna badan sudah mulai kelelahan.

Traveling kali ini gw bikin itinerary cukup santai karna mau menikmati liburan dengan nyaman, Kebetulan yang tidak mengenakan sebelum berangkat ke India gw sakit tipes dan hampir 3 minggu gak bisa kemana-mana, gw paksa berangkat karna gak enak sama Maya. Jadilah traveling kali ini lebih banyak rebahan di hostel, its fine dari pada tepar terus malah gak bisa liburan.

Hari Kedua kita bangun siang karna memang jadwal hari ini istirahat di hostel., berhubung perut sudah mulai lapar kita memutuskan menuju mall terdekat untuk beli KFC. KFC disini cukup unik, rasa ayamnya hampir sama dengan di Indonesia tapi nasinya disini menggunakan nasi briyani dan ditambah bumbu yang penuh rempah plus pedes. Gw merekomendasikan kalian buat coba KFC disini karna emang seenak itu hahah. 

Ketika kita sampai di mall pukul 14.00 mallnya tutup dan baru buka jam 17.00, setelah nyari tau ke satpam ternyata ada holang kaya yang belanja sampe harus tutup sementara itu mall. Ada-ada aja ya orang India ini. 

Selain makan KFC kita juga beli salah satu jajanan khas India yaitu Panipuri, karna gak mungkin beli streetfood India di jalanan. Udah jadi rahasia umumlah ya kalo traveling ke India harus extra hati-hati pilih makanan.  Kalo disini Mas penjual Panipurinya pakai sarung tangan dan penutup kepala jadi dijamin bersih.

Panipuri ini terbuat dari kentang rasanya krispi lebih enak klo dimakan langsung tanpa kuah ijo-ijo yang rasanya aneh itu. Lumayan untuk dijadikan cemilan. Puas berkeliling di mall kita pulang kembali ke hostel.

Hari ketiga kita memutuskan untuk berkeliling ke beberapa destinasi wisata, diantaranya Qutub Minar, Red fort, Masjid Jama dan Jantar mantar. Hal yang menakjubkan dari India adalah bangunan-bangunan yang bersejarah masih kokoh sampai hari ini, dengan bentuk yang sangat estetik. Gw gak ada bosennya untuk foto disetiap sudut bangunannya. 

Tiket wisata di India harga untuk turis dan warga lokal sangat berbeda jauh. Untuk mensiasati harga tiket agar lebih murah sebaiknya beli tiket terusan. Ketiga destinasi wisata tadi yang udah gw sebutin ada tiket terusannya dan harganya lebih murah dari pada beli satu persatu dan jangan lupa bawa kartu mahasiswa karna ada diskon khusus mahasiswa bisa sampai 50%.

Menurut wikipedia Qutub minar merupakan menara tertinggi di India juga menara batu bata tertinggi di dunia. Di dalam komplek Qutub minar sendiri terdapat Masjid Quwwat-ul-Islam dan Iron Pillar atau Pilar Besi. Masjid ini adalah masjid tertua di Delhi setelah Islam menguasai India.

Selama di Delhi ini kita menggunakan Bajai sebagi transportasi , karna murah dan kita bisa sewa seharian. Enaknya sewa Bajai tuh kita gak perlu takut nyasar, bahkan kita dianter ketempat-tempat wisata  tanpa perlu kita kasih tau. Para supir Bajai ini langsung paham kemana biasanya turis pergi, tinggal duduk manis aja deh.

Keuntungan lainnya sewa Bajai kita jadi lebih aman dan nyaman. India selain terkenal dengan makanannya yang kurang bersih juga terkenal dengan tingkat kriminalnya yang tinggi. Terutama untuk turis perempuan sebaiknya hindari transportasi umum.

Selesai mengunjungi tempat-tempat wisata kita diajak kesalah satu toko sari dan pernak pernik khas India di New Delhi. Awalnya kita gak mau kesana tapi si supir Bajainya maksa banget untuk kita mampir kesana, gak masalah kalo gak beli yang penting mampir katanya. 

Namanya Maya mampir ke toko sovenir gak munkin kalo gak beli, belilah dia beberapa sari dengan bahan dan model berbeda. Setelah kita mengunjungi beberapa kota di India dan pasti mampir ke Toko sari, toko pertama inilah yang menjual sari paling murah. Maafkan kami ya mas Bajai sudah marah-marah sebelumnya hehehe.

Selesai belanja kita kembali ke hostel dan merapihkan barang-barang. Malam ini kita akan pindah kota dari Delhi menuju Jaipur 

Sepucuk Surat Cinta Mas Polisi Pattaya

foto diambil di Reclining budda seusai drama

Perjalanan gw kali ini berawal saat  gw bawa trip ke Singapur - Malaysia. Buat yang belum tau kerjaan gw adalah sebagai Tour leader yaitu orang yang menemani dalam perjalanan, miriplah sama kerjaan Guide. kebetulan waktu itu temen gw Ria bawa trip ke Thailand, so berhubung gw bukan tipe orang yang suka solo traveling gw susullah dia kesana biar bisa trip bareng. 

Malaysia - Thailand cuma butuh waktu 2 jam dengan menggunakan pesawat. Seperti biasa saat sudah duduk dibangku pesawat, Enggk perlu menunggu pesawat lepas landas, gw pun sudah bermimpi indah bermain air di pantai Pattaya.

Setibanya di bandara Don Mueang sudah dini hari, gw bergegas menuju Imigrasi. Sebelum pengecekan kita akan dikasih lembar perizinan untuk memasuki Thailand. Lembar itu berupa informasi berapa lama kita disana, dan informasi pribadi lainnya. Setelah pengecekan imigrasi gw keluar buat ketemu Ria. 

Malam ini kita memutuskan buat menginep di bandara karna bis menuju pusat kota bangkok sudah tidak beroprasi. selain menghemat biaya penginapan tentunya. Bandara Don Mueang enggk sebagus bandara suvarnabhumi malah lebih mirip plaza. Kita tidur bergantian biar barang kita tetap aman.

Pagi hari pun tiba kita bergegas menuju bis yang akan mengantarkan kita ke Terminal Mo Chit. Dari Bandara ke Terminal bus Mo Chit kita pakai bus A1, tapi harus teliti karna bus A1 ini ada 2 dengan tujuan yang berbeda, oh iya busnya ini mirip transjakarta. Sampai di Mo chit kita pesen tiket bus menuju Pattaya untuk harga tiket akan gw bahas di postingan yang lain ya atau kalian bisa baca postingan gw yang ini shorturl.at/rCOPS . Selama menunggu bus Pattaya kita sempatkan makan dulu karna perjalanan yang cukup jauh.

3 jam kemudian kita tiba di terminal Pattaya, untuk menuju pantai Pattaya kita masih harus menggunakan mobil umum mirip bemo. Kita diantar sampai kedepan hotel tepat di pesisir pantai Pattaya. Setelah cek in dan merapihkan tas dan barang bawaan kita menuju penyewaan motor. Pattaya lebih asik dinikmati dengan berkendara roda dua ini, karna jarak yang ditempuh lumayan jauh juga tidak ada kendaraan umum yang bisa mengantarkan kita ke lokasi-lokasi wisata. 

Hari pertama di Pattaya semua aman terkendali, kita naik kapal ke Ko Lan beach, melihat  kapal-kapal terparkir di pesisir pantai dari Phra Tamnak Mountain, foto di Pattaya view point, dan menikmati sunset dari Pattaya city sign.


Malamnya kita berjalan-jalan di Pattaya night walking street, ada banyak makanan yang dijajakan tapi harus hati-hati untuk yang muslim karna disini banyak makanan non halal. Di Pattaya juga menjadi surganya belanja oleh-oleh, banyak barang yang harganya jauh lebih murah dari harga di Bangkok. 

Setelah cape berkeliling akhirnya kita kembali ke Hotel, menikmati pemandangan malam di Pattaya sambil berenang di malam hari cukup mengasikan karna kami dapat hotel yang memiliki kolam renang di rooftop dengan harga murah pastinya hehehe.

Hari kedua di Pattaya disinilah cerita bermula sebelum akhirnya surat cinta itu kita dapat. Serperti biasa pagi-pagi kita bangun dan bersiap-siap ketempat wisata. sebelumnya kita sudah mengemas tas dan barang bawaan agar mudah saat cek out nani siang.

Wisata pertama yang kita tuju adalah Reclining Buddha dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Kita mampir sejenak di Pattaya floating market karna rutenya memang searah. Berhubung masih pagi jadi Pattaya floating market masih tutup jadi kita cuma foto-foto diluar aja.

Perjalanan dilanjutkan menuju Reclining Buddha, di tengah perjalanan tiba-tiba motor goyang-goyang bukan karna lagu dangdut tapi karna Bannya bocor. Kita terpaksa harus dorong motor sepanjang jalan sampe menemukan tukang tambal ban ataupun bengkel, cukup bikin panik takut enggk nemu bengkel atau tambal ban. 

Setelah berjalan cukup jauh sambil dorong motor tentunya ditemani gelak tawa kita berdua akhirnya kita nemu tambal ban tapi dia adanya di seberang jalan, walhasil kita harus nyeberang dijalan raya yang cukup ramai, dimana mobil dan motor berseliweran dengan kecepatan yang luar biasa. 

Ban motor udah diganti sama yang baru, karna kita bingung cara jelasinnya kalo ban kita bocor. kita pun melanjutkan perjalanan. Dari tempat tambel ban kita harus putar balik untuk menuju Reclining Budhha karna beda jalur dan itu jauh banget enggk mungkin juga kalo kita lawan arah.

Kesialan kita enggk berakhir disitu, saat kita melanjutkan perjalanan bensin kita udah hampir habis, akhirnya kita cari pom bensin dan kita enggk menemukan pom bensin sama sekali yang searah lokasi wisata. Pom bensi cuma ada diarah pulang kalo kita lanjutkan ke lokasi kemungkinan akan mogok dijalan karna kehabisan bensin, akhinya kita memutuskan untuk puter balik dan beli bensin. Sempet mau batalin untuk enggk ke Reclining Buddha tapi masa kita pulang lagi sedangkan udah setengah perjalanan, akhirnya kita putuskan untuk melanjutkan perjalanan. 

Tibalah kita dilokasi Reclining Buddha, menghabiskan waktu 1 jam untuk foto-foto dan berkeliling. Reclining Buddha merupakan sebuah taman terbuka dimana terdapat gambat budha yang di lukis disebuah tebing yang cukup tinggi. 

Selesai berfoto kita bersiap kembali ke Pattaya beach. Saat kita sedang asik menikmati jalanan yang cukup sepi dari kejauhan terlihat polisi berseragam yang sedang menghentikan para pengendara. pemandangan yang cukup familiar bagi kita para pengendara. Berhubung kita berdua enggk punya SIM internasional dan SIM Indonesia (Jangan dicontoh ya) kita pun masuk ke jalan kecil alhamdulilah kita sampai di Pantai Pattaya dengan selamat. 

Sebelum kembali ke hotel kita sempetin untuk belanja beberapa oleh-oleh di Pattaya night bazaar. Saat ingin kembali ke hotel begitu belok dari gang sempit kita langsung diberhentikan oleh polisi. Syok pastinya juga takut, usut punya usut ternyata kita melanggar rambu lalu lintas  yaitu lewat jalur oneway. Kita diminta SIM Internasional atau SIM Indonesia, karna kita enggk punya akhirnya mereka minta paspor kita. Paspor Ria enggak ada karna dipake buat jaminan sewa motor. 

Kunci motor dan paspor ditahan, kita diarahin menuju suatu ruangan dan dikasih surat cinta (surat tilang). Begitu masuk banyak turis asing yang juga mengantri disana dengan kasus yang sama. Ruangan ini lebih mirip Bank dari pada kantor polisi.  Kita pun menunggu giliran dipanggil dan bayar denda tilang, Fyi harga tilang lebih mahal dari harga sewa motornya jadi harus hati-hati ya. 

Denda dibayarkan kita pun diizinkan untuk mengambil kunci motor dan paspor kita kembali. Langsung kita menuju hotel, balikin motor, ambil barang dan cek out. Waktu udah menunjukan pukul 13.00 alhamdulilah kita enggak kena denda keterlambatan. 

Perjalanan pun dilanjutkan menuju pusat kota Bangkok, untuk cerita Bangkok akan gw share di postingan lain. Segitu aja cerita perjalanan gw di Pattaya jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya setelah baca.


 

Terbang ke Medan cuma 10.000, Masa sih ?

Pandemi berlangsung sudah cukup lama di Indonesia, imbas dari pandemi ini cukup besar dirasakan oleh para pelaku bisnis perjalanan salah satunya Air Asia. Pembatasan aktivitas yang sempat terjadi pada kurun waktu tertentu pada awal pandemi mengakibatkan kurangnya minat bepergian, terlebih persyaratan penerbangan yang mengharuskan adanya surat tes covid non reaktif. 

Untuk menarik minat masyarakat dalam melakukan penerbangan kembali Air asia membuat program unlimited pass pada November 2020. Air asia Unlimited pas ini merupakan program yang memungkinkan kita untuk terbang ke berbagai destinasi di Indonesia tanpa batas dengan persyaratan tertentu.

Awalnya gw enggk percaya sama promo ini, dan enggk ada niat untuk beli promonya. Sampai ada salah satu temen gw yang posting terkait promo ini. gw coba tanya ke dia secara detail terkait promonya, apakah promo ini benar berlaku dan dia udah pernah terbang pakai promo ini. 

Setelah mendengarkan penjelasan dia akhirnya gw yakin kalo promo ini benar adanya. Belilah gw paket unlimited pass Air asia seharga Rp.1.500.000, dengan harga segini kita udah bisa ke beberapa tempat di Indonesia  tanpa batas, cukup membayar pajak bandara saja. Tenang gak usah panik dulu karna pajak bandara gak terlalu mahal. 

Contohnya ke Medan ini gw cuma bayar 10.000 rupiah untuk Jakarta-Medan dan 10.000 lagi untuk Medan Jakarta, ini sudah termasuk bagasi 20kg, murah bangetkan. Gw juga beli tiket ke Jakarta-Padang PP seharga Rp. 191.000, Jakarta - Bali PP seharga Rp.206.000, Jakarta - Pontianak PP Rp. 185.000, Jakarta-Palembang PP Rp.111.000 dan Bali - Labuan Bajo Rp.146.000. Semua itu gw beli dengan menggunakan promo Unlimited pass dari Air Asia.



Air asia udah mewujudkan mimpi gw untuk keliling Indonesia meski gak semua daerah tapi udah menambah list daerah baru yang gw kunjungi. Terutama Labuan bajo yang merupakan destinasi impian gw. 

Bagi gw unlimited pass ini amat sangat menguntungkan karna dihitung-hitung gw bisa habis sampe puluhan juta rupiah kalo tanpa unlimited pass ini. lain halnya bagi kalian yang pekerja kantoran yang sulit mendapatkan cuti, karna promo khusus ini bisa di gunakan di waktu-waktu tertentu yang pasti bukan di waktu libur dan tanggal merah. 

Dari sini gw belajar bahwa tidak ada salahnya kita coba untuk menggunakan  promo tapi sebelum itu baca dan pelajari syarat dan ketentuannya sebelum membeli atau menggunakan promo agar tidak merasa dirugikan. 




Mengejar Lumba-lumba di Teluk Kiluan

Dolpin atau lumba-lumba mahluk lucu yang menggemaskan, itulah yang kita fikirkan saat kita melihat atraksi lumba-lumba di taman impian jaya ancol. Mereka akan melompat ketika sang isntruktur memandu mereka untuk memasuki sebuah ring, kemudian diberi makan. Dolpin-dolpin ini telah dilatih dengan sedemikian rupa sehingga mereka dapat memberikan pertunjukan yang ciamik untuk kita para penontonnya. Lantas bagaiman lucunya melihat dolpin dari habitannya langsung di lautan lepas. 

Teluk kiluan memberikan pengalaman seru saat kita ingin melihat langsung segerombolan lumba-lumba yang sedang berenangan di lautan lepas. Rasa penasaran inilah yang menghantarkan saya menuju teluk kiluan. 

Perjalanan dari Jakarta menuju Teluk Kiluan lumayan jauh, kurang lebih sekitar 9 hingga 10 jam perjalanan dengan menggunakan mobil dan kapal laut. Teluk kiluan berada di daerah pesawaran Lampung Selatan. Biasanya wisatawan yang ingin keteluk kiluan akan singgah sejenak di pahawang, untuk snorkling, wisata air dan bermain di pantainya yang masih sangat terjaga.

Setelah puas explor pulau Pahawang kita akan melanjutkan perjalanan menuju Teluk Kiluan. Setibanya saya di Teluk Kiluan hari mulai gelap ,kami mulai bergegas memasuki Homestay yang telah kami sewa sebelumnya untuk istirahat dan bersih-bersih. suasanan malam hari di Teluk Kiluan cukup sepi, hanay terdengar suara jangkrik dan ombak yang saling bersahutan. 

Kami menikmati makan malam yang disediakan pemilik Homestay yang sebelumnya telah kami pesan. Untuk masalah makan kami memang sudah pesan terlebih dahulu, sepaket dengan homestay dan wisata dolpin esok pagi. Karna Teluk Kiluan cukup jauh dari kota sehingga disini tidak ada yang jual makanan, kecuali mie instan dan cemilan warung.

Selesai makan kami bercengkrama sambil bermain kartu, UNO menjadi barang penting yang selalu saya bawa ketika liburan ke pantai karna dengan permainan ini dapat mencairkan suasana dan membuat kita semakin akrab.

Malam semakin larut satu-persatu mulai memasuki kamar dan beristirahat karna esok kita harus bangun pagi untuk mengejar lumba-lumba di lautan lepas. Sekitar pukul 04.30 kita sudah mulai bangun dan bersiap. Cuci muka, sikat gigi kemudian sholat subuh, tidak perlu mandi karna setelah ini kita akan bermain di pantai. 

Masing-masing dari kita diberikan pelampung untuk keamanan. Setalah pelampung di pakai kami pun naik ke atas kapal Jukung yang mana kapal ini sangat kecil hanya menampung maksimal 3 orang.

Melihat kondisi kapal yang sangat kecil, nyali saya mulai menciut, apakah aman pergi ketengah laut menggunakan kapal yang begitu kecil. bagaimana jika di tengah laut mesin kapal mati atau kita di terjang ombak yang besar. Saya berfikir jika memang berbahaya tidak mungkin ada banyak orang yang ingin berkunjung ketampat ini dan tidak mungkin juga mereka berani untuk membuka trip kesini. Dengan segenap doa yang di lafalkan saya menguatkan hati untuk naik ke atas kapal.


Awal mula semua terasa menakutkan tapi lama-lama semua terasa menyenangkan, terutama saat kita benar-benar sudah berada di tengah lautan lepas dan tidak nampak bangunan ataupun tebing-tebing yang mengelilingi teluk.


Seketika terdengar teriakan salah satu teman saya yang berteriak "liat disana dolpin", nahkoda pun meningkatkan kecepatan mesin kapal jukung untuk lebih dekat dengan segerombolan lumba-lumba yang sedang berenang. Hal ini terjadi berulang-ulang, hingga tak terasa waktu telah menunjukan pukul 07.00 pagi, saatnya kami kembali.

Sebelum kembali ke Homestay kami mampir sejenak di pulau kelapa, untuk sarapan. Di pulau ini hanya menyediakan mie instan dan beberapa makanan ringan untuk menghilangkan rasa lapar. setelah sarapan kami menyempatkan diri untuk berfoto-foto dan sekedar bermain air menikmati jernihnya air di pantai pulau Kelapa.

Puas bermain kami pun kembali ke Homestay, dan menuju Laguna Gayo. Terkait keindahan Laguna Gayo akan saya ceritakan di lain kesempatan. 

Batal Terbang Ke India Karna Salah Print E-Visa

Tiba di Bandara Indira Gandhi
 Bandara Indira Gandhi

MaMas Explore The World Day 1

Keberangkatan dari Bandara Soekarno Hatta menuju New Delhi gw sama Maya beda maskapai dan beda jam penerbangan. Gw penerbangan pagi dan Maya penerbangan Siang, kita sama-sama transit di Malaysia. Perlu kalian tau tidak ada penerbangan langsung ke New Delhi, kita harus transit di Malaysia atau Singapur. 

Sampai di Bandara Soekarno Hatta, gw langsung Cek in di konter, masalah pertama di pagi hari ini muncul. Pertama karna halaman paspor gw yang udah hampir habis, saat itu tersisa 1 halaman lagi, untungnya masih diijinkan untuk cek in. 

Setelah itu E-Visa gw bermasalah karna gak ada masa berakhirnya Visa tersebut. Cukup lama gw di konter cek in hanya untuk memastikan bahwa gw sudah memiliki Visa untuk berkunjung ke India. Gw gak paham salahnya gw dimana, karna ini juga pengalaman pertama gw ke India dan pengalaman pertama gw juga ke luar negeri yang mengharuskan pembuatan Visa. Selama ini gw hanya pergi ke negara-negara yang memang free Visa. So setelah beberapa lama di cek akhirnya gw diizinkan untuk terbang .

Masuk imigrasi semuanya aman terkendali, alhamdulilah tidak ada hambatan. Penerbangan menuju Malaysia pun lancar. Sampai di Malaysia gw langsung cari penerbangan lanjutan ke New Delhi. Buat kalian yang baru pertama kali naik pesawat yang transit gini, dan bingung caranya gimana nanti akan gw kasih tips dan triknya di lain kesempatan.

4 jam merupakan waktu yang cukup singkat untuk transit, karna di KLIA kita bisa cuci mata sambil menunggu waktu penerbangan berikutnya. 2 jam sebelum penerbangan gw udah menuju ke ruang tunggu dan ternyata pindah gate untung gw masih punya banyak waktu jadi gak perlu lari-lari karna takut ketinggalan pesawat.

Waktu Bording pun tiba, sebelum masuk pesawat menuju New Delhi tiket dan E-Visa kita di cek kembali. Di depan gw ada bule dia gak dibolehin masuk karna E-Visanya bermasalah, saat gw di cek ternyata gw pun gak bisa masuk, dan kesalahan kita sama salah print halaman Visa. 

Gw mulai panik karna yang print Visa gw itu Maya, gw juga enggk cek ulang langsung gw simpen aja ditas. gw coba tanya sama si bule halaman mana yang harusnya di print dan di tunjukan, dia juga bingung. Hampir semua penumpang udah mulai masuk pesawat, gw udah pasrah kalo seandainya gw batal terbang. gw coba cari-cari sendiri di webnya dan finaly ketemu juga tuh halaman yang di maksud, langsung aja gw screenshoot dan gw tunjukin ke petugas maskapainya, gw pun diizinkan untuk masuk pesawat dan terbang menuju New Delhi. 

ini Halam Visa yang seharusnya di print

Penerbangan 5 jam dari Kuala lumpur menuju New Delhi yang sangat melelahkan dan membosankan, gw habiskan untuk tidur karna kondisi badan yang masih kurang sehat juga. 
Sampai di Bandara New Delhi gw duduk-duduk diruang tunggu sambil menantikan kedatangan Maya. 2 jam pertama gw masih santai menunggu, 4 jam kemudian gw mulai resah karna wajah yang gw tunggu belum juga terlihat.  Fikiran-fikiran negatif mulau bermuncul, sampai gw berfikir jangan-jangan dia enggk diijinkan untuk terbang karna  Visa yang bermasalah. Betapa menyesalnya gw saat itu karna enggak beli paket data dulu dan enggak megang uang Rupee sama sekali, semua Maya yang pegang. akhirnya gw  putuskan untuk menuju imigrasi dan nunggu dia di luar bandara.

Imigrasi india tidak terlalu sulit, dan tidak banyak pertanyaan yang di ajukan, beda sekali dengan imigrasi di Singapur maupun di Malaysia. Selesai imigrasi langsung menuju tampat pengambilan bagasi. Oh ya ditempat pengambilan bagasi ini kalian bisa menemukan wifi gratis,  untuk ID dan Paswordnya bisa kalian minta di pusat informasi ya.  Setelah beberapa saat akhirnya Maya muncul juga, kita langsung ambil bagasi dan memesan taksi dari bandara menuju hotel di New Delhi. Dari sini petualangan kita dimulai.